Gara-Gara Uang, Niat Nolong Warga Batangan Berujung Kena Teror

Pati – Republiksulap.id | Salah satu warga Desa Suwaduk, Kecamatan Wedarijaksa, Kabupaten Pati, Jawa Tengah niat mau menolong sesama hamba Allah namun akhirnya berujung kena teror, Jum’at (24/11/2023).

Sebut saja Lisa, salah satu warga Desa Suwaduk mengatakan, bahwa pada awalnya ia tidak kenal dengan seseorang inisial DME (50), dia warga asal Kecamatan Batangan dan juga Pegawai Puskesmas Batangan yang tiba-tiba nelpon, kemudian datang kerumah melalui share lokasi.

“Selang beberapa hari kemudian, dia membawa sejumlah orang kerumah saya. Ironisnya, ada yang mengaku anggota dari Resmob Semarang, kemudian pada Jum’at (17/11) siang sekitar pukul 12.30 WIB, mendadak Edi menghadang perjalanan kami (nge Te) di pertigaan timur rumah saat kami hendak ke Wedarijaksa,” katanya.

Pada awalnya, DME menawarkan agar menggadai sebuah mobil jenis Toyota Fortuner sebesar 100 juta rupiah, dan juga Sertifikat sebanyak 500 juta rupiah. Namun tak jawab, saya tidak bisa membantu kalau masalah itu. Nanti saja kenalkan ke pegawai Bank untuk mengajukan pinjaman.

“Kan saya bukan tempat pegadaian, kok diminta untuk menggadai, kan tidak masuk akal. Sudah sempat ketemu berlima yang didampingi dengan seorang Perangkat Desa namanya Topa pada Sabtu (18/11) foto (Privasi Red),” lanjutnya.

Sebelumnya, Edi (yang mengaku Resmob Semarang) pada Kamis (16/11) sempat menjawab, bahwa ia tidak pernah merasa membawa uangnya atau dititipi. DME ini sempat mengajukan ke Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Arto Moro, namun tidak di acc. Jadi, selanjutnya waktu mengajukan pinjaman kali ini (Bank lain) dia dibalik layar agar bisa mendapatkan pinjaman.

“Kalau Pinjaman kali ini atas nama DME pasti tidak ACC lagi, jadi dia dibalik layar, dan pakai nama orang lain, dirasa ada yang janggal, sebelum pencairan saya memintanya agar bisa meyakinkan saya, yakni dengan adanya pinjaman uang sebesar 1,8 Milyar itu membayarnya bagaimana,” paparnya.

Bukti chattingan via WhatsApp dengan DME menjelang pencairan juga ada ;

“Itu murni uang dari teman2 Bu, dan niki teman2 mpun sepakat di cancel mawon turene bu, mas wahyu tdk pernah tf saya kok bu sejak mau urusan dana akomodasi,” bukti chat DME (chat lebih banyak Privasi- Red).

Saat ini, dampak dari itu saya merasa terteror, sehingga menjadi kurang nyaman. Seperti baru tadi malam kisaran menjelang pukul 21.00 WIB ada orang yang mencarinya atas perkara DME ini, namun tidak saya temui. Pasalnya, sudah malam.

“Ditambah yang datang itu juga Orang yang Tak saya Kenal (OTK), orang baru, jadi tidak sepantasnya mereka malam-malam bertamu,” keluhnya.

(Rmn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *